Ilmu Hisab Jumal Kaidah Abjadiyyah

Ilmu Hisab Jumal adalah ilmu mengkonversi huruf abjadiyyah kedalam nilai-nilai angka. Angka-angka hasil konversi tersebut digunakan oleh para Ahli Hikmah terdahulu untuk membuka rahasia-rahasia ayat-ayatNya.

Dalam praktek Ilmu Hisab Jumal, seorang ahli hikmah harus hafal nilai angka dari setiap huruf abjadiyyah-nya, kalau belum hafal, minimal ia harus bisa membuat tabel rumus Hisab Jumal yang akan dapat membantunya dalam mengkonversi dan mengkalkulasikan suatu asma/ayat tertentu.

Rumus Tabel Hisab Jumal menggunakan Kaidah Abjadiyyah.

Apa yang dimaksud dengan KAIDAH ABJADIYYAH?

Kaidah Abjadiyyah adalah urut-urutan tiap huruf dalam bahasa arab yang mengikuti nilai numeriknya. Urut-urutan huruf ini berbeda dengan apa yang sekarang dikenal oleh masyarakat umum (Kaidah Hijaiyyah). Sistemnya mengikuti nilai angka yang diwakilkannya. Mirip dengan urutan huruf Bani Israil ALEPH-BETH-GIMMEL-DALET..dst. ataupun peradaban yunani ALFA-BETA-GAMMA dst. Jadi kalau dilihat dari usia-nya, Kaidah Abjadiyyah ini sudah ada sebelum abad ke-8 masehi.

Urut-urutan huruf yang sekarang banyak dikenal yaitu Kaidah Hijaiyyah (alif-ba-ta-tsa-jim-ha-kho.. dst.) Mengambil pendekatan bentuk, jadi huruf-huruf yang mirip bentuknya diurutkan sedemikian rupa untuk mempermudah pembelajaran, sangat berbeda kaidah Abjadiyyah yang mengambil pendekatan numerik.
Berikut ini adalah urut-urutan huruf dalam Kaidah Abjadiyyah:



Lalu bagaimana pengaplikasian Tabel Rumus diatas dalam menentukan jumlah hitungan suatu dzikir tertentu? Mari kita praktekkan dengan  mengambil contoh kasus  kalimat LAA ILAAHA ILLA ALLAH, yang jika dituliskan kedalam bahasa arab menjadi:

لا إله الاّ الله

Kemudian kita pisah-pisahkan tiap huruf nya agar memudahkan menghitungnya:

ل ا إ ل ه ا ل ا ا ل ل ه

Kemudian tuliskan nilai huruf tepat dibawah huruf yang bersangkutan, lalu jumlahkan, seperti gambar dibawah ini:



Jadi, berdasarkan Hisab Jumal Kaidah Abjadiyyah, nilai daripada kalimat Laa Ilaaha Illa Allah itu adalah 165… inilah rahasia kenapa para Syeikh Tariqah mewajibkan minimal 165 kali dalam mewiridkan kalimat Laa Ilaaha Illa Allah tersebut.









Populer